Lelaki di Dalam Kamar

Garis jingga mengukir langit.

Skema awan membetuk pagi.
Susunan-susunan bunyi mengetuk sunyi.
Rembulan pekat mengantarkan malam.
Cicak di para-para, mengintai nyamuk dari sudut lampu.
Ayam-ayam tetangga berlomba nyanyi.
Aku terjaga dengan segenap rencana, doa-doa bunda untuk lagu anaknya.
Di balik kamar mandi, tempatku merapihkan diri.
Di depan televisi, kusangsikan berita-berita orang buta.
Di kamar seorang lelaki dewasa, disana kamarku katanya.
Tumpukan buku-buku yang tak habis kubaca, camera berbagi macam ragam, tenda-tenda, lampu gantung, kursi pantai dan tampang leptop garang; mereka mengerang di gendang telingaku. Menggumam. Menuntut isi kepala dan tanganku untuk terus berkarya!
Oh Tuhan, tubuhku habis. Tenagaku kritis.
Rasanya lelah ini tak kunjung rampung.
Bukan perkara siapa.
Kadang rebah memaksaku untuk terus kembali.
Sudah; kita lihat saja, mana yang lebih kuat. Aku, atau takdirMu.
Cakung 2016

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *