Tuhan, beri aku satu kesempatan untuk menghapus semua kesedihannya.
Ini soal menengok hati sendiri.
Jika kupakai matamu untuk melongok lubang lebam di hatimu, mungkin tak air yang keluar dari siku-siku kelopak mataku.
Ada lubang yang sangat dalam, berkubang luka berwarna merah.
Kepedihan yang dicucuri penyesalan sudah membeku tajam di dadamu.
Menusuknya, menghasilkan genang yang berlinang kepedihan.
Tuhan, beri satu kesempatan.
Akan ku hapuskan kesedihannya,
ku peluk gigilnya dengan segenap raga,
ku tunjukan padanya cinta sejati itu nyata.
Tentang cinta yang membunuh akal.
Atau perasaan yang se-saat melesat hebat, setelah itu penat.
Prihal tubuhmu yang tak lagi hanya milikku.
Atau jalan-jalan syetan yang harus kita tempuh dengan semesta yang lumpuh.
Aku masih menunggumu menyadari bahwa luka dan cinta bukan di lahirkan pada penyesalan.
Sebab sebuah hubungan tanpa masalah, tak layak disebut Sebuah Hubungan.