Tersesat Hujan

Kaki-kaki yang sendirian melangkah kokoh merendam hutan.

Napas lebam penuh ambisi, sengau.
Bekalnya menjulang membelah langit.
Dingin, beku, liar menabas pohon belukar.
Tak ada jalan! 
Kemudi manual.
Di sana jurang- di sini jurang.
Lahar-lahar mengangkang.
O.
Aku mati.
Ransel mulai menipis.
Ribuan jarak mengikis
Jerigen disinggahi kemarau
Bibirnya pecah disayat gersang. Bedarah.
O.
Aku mati.
Panik menganga di pundak bumi.
Tebing-tebing tubuh longsor kelaparan.
Tenggorokan putus dirobek haus.
O.
Aku mati.

Pisau lipat mengumpat.
Kompas dan peta tak lagi bersenggama.
Ini dimana?
O.
Aku mati.

Auuuuuuuuuung
Mata-mata buas di balik malam.
Lolong serigala, macan betina, panter, tutul menjulurkan lidah. Taring mereka merah meneteskan liur dari darah .
O
Aku mati

Merak berbulu perak.
Pelan-pelan menggugah pagi.
Mengunggah mata hari.
Oh ya
Aku mati

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *