Aku terlalu mencintaimu
Sampai habis dadaku terbakar kesakitan
Berpisah denganmu beberapa tahun yang lalu, tidak mengajarkanku apa-apa. Kecuali menahan tangis yang datang dari rintihan selat dadaku.
Sampai saat ini, lautan tangis masih sering pasang secara tiba-tiba. Membanjiri batas pantai mataku,
Deras menghantam tebing kelopaknya.
Cinta, maafkan aku.
Bukan aku tak mau mengakui, tetang buruknya aku dulu.
Kuhanya rela menyatakan betapa pelukanmu begitu syahdu di dekapan rindu yang kini perlahan menebas habis diriku.
Kita tahu, dan sama-sama mau.
Meninggalkan dan melepaskan semua hal terukir di bukit rasa yang fakir.
Memang aku saja yang mungkin punya memory sangat bagus.
Sangat halus mengenang segalanya ketika kamu masih di peluku.
Mengingat kenangan, menggali ungkapan, membuat kesimpulan yang berakhir tangisan.
Aku masih bukan siapa-siapa.
Tanpamu ialah kesakitan yang luar biasa.
Dan rupanya; denganmu juga akan membawaku kepada binasa.
Aku harus bagaimana?
Mei 2016