Ikuti Perasaanmu

Rasa itu sering sekali muncul.

Sering sekali!
Karena terlalu sering, aku jadi manusia paling khawatir pada diriku sendiri.
Dalam beberapa kasus. Rasa hati yang kupelajari secara theori dan teknis ataupun psikoligis, hukum sebab akibat masih menjadi yang paling banyak memberikan refrensi menuju ke kesimpulan untuk mengambil tindakan.
Kenapa langsung tindakan?
Karena menurutku dalam perasaan janganlah pernah ada pengambilan keputusan.
Apabila kau tidak suka, namun tetap menerimanya. Maka sama saja kamu menelan racun yang kau buat sendiri”
 
Aku lupa siapa menulis kutipan di atas.
Tapi dari sekian banyak rasa yang ada, ataupun cerita rasa yang pernah aku baca, dan aku dengar, bahkan aku lihat (aku rasakan sendiri juga). Kita sebagai manusia, lebih gemar menjalani daripada mengusahakan.
Perasaan sakit?
Kita sebagai manusia sudah dibuat sedemikian rupa agar mampu menahan rasa sakit. Itu takdir. Siapapun pasti pernah marasakan sakit.
Mencintai seseorang misalnya, pasti kita sudah tahu bahwa mencintai itu selain bahagia juga harus siap menyakiti atau disakiti.
Tapi apa? Semua manusia saling jatuh cinta kan?  Tidak terbatas oleh apapun. Bahkan jenis kelamin.
Lalu bagaimana?
Bagaimana dengan perasaanku yang selalu muncul.
Memangnya perasaan apa?
Perasaan takut disakiti.
Takut sakit-sakit yang sebelumnya sudah kurasakan, nanti akan kembali kurasakan lagi dan lagi.
Kemungkinan ini juga berlaku untukmu.
Hmmmm..
Jadi menurutku pengambilan keputusan itu tidak ada dalam mencintai. Yha! Sebab kau akan selalu mengambil keputusan yang salah prihal cintamu itu.
 
Itulah sebab jangan pernah mengambil keputusan.
Lakukan saja segalanya dengan tindakan.
Bagaimana caranya?
Ikuti saja perasaanmu.
Jangan terlalu serius.
Ini hanya tulisan pecandu rasa yang bukan siapa-siapa!
2016

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *