Pulang bukan hanya soal kembali
Hujan malam ini juga tumbuh di mataku
Debu singgah beberapa waktu lalu di wajahku
Juga beberapa tusukan angin di sebelah jantungku
Kepala mulai dieja pikiran sendiri.
Dingin tidak lagi hanya pada kulit
Sebab hati juga tak ada yang memeluk
Khayalan jiwa terjatuh di kata-kata
Sesampainya aku di gerbang bagian depan
Pulang belum juga membuka rantai terjerat gembok tak bergeming
Hai, aku sudah sampai
Sudikah kau menjadi pulang yang mau membuka gerbangnya?
Tak ada suara, hening menusukku menggigil.
Akhirnya kubuka sendiri
Kusambut sendiri
Aku kembali ke tubuh sendiri
Di dalam tubuhku, pulang masih tak nampak juga.
Mungkin aku terlalu paradoks
Seperti kata sahabatku
Kita manusia yang tak lepas dari hukum matematika.
Jakarta – Januari 2016