Kita
Didekap purnama sinarmu benderang
Diseka perjalanan kita menjauhi kebisingan
Kita dengan segala yang sempit
menaruh rasa di antara sepi dan suara.
Kita menanak rindu yang abu-abu.
Kita dan semesta saling memandang, menahan gejolak rasa ingin menikam, memeluk, menjaga hati dari prasangka.
Kita sama ingin saling rebah, di antara bahu yang tak lagi tabah.
Kita dan ketabahan berkompromi, berbicara soal ketakutan, perihal kita yang harus bagaimana.
Kita ialah kemarau di tandus tanpa hutan.
Kita hujan lebat di atas topan.
Kita sepasang kaki tak berdiri, lumpuh tanpa luka.
Kita tak bisa saling berkata diantara lidah dan sudah.
Kita mungkin tak perlu bermimpi, hanya perlu menjalani.
Kita ialah semestamu dan segala keterbatasanku.
Jakatara – Buaran, Feb 2020