Kemuning udara basah
Di tepian hari merakit janji
Sandaran kata di duduki Makna
Arti tetap bernyawa di tempat tidurnya.
Pikiranku
Diselimuti akal sehat yang letaknya di antara logika-logika, tanganmu yang dulu ditinggal jemarinya, kini memakai cincin jingga bermata cahaya.
Kita menuju kenangan, merobeknya perlahan, mencari air hujan.
Cinta lama.
Bukan kah cinta ialah hal yang selalu ingin tetap ada?
Cinta baru.
Ah, ini hanya soal peluk yang berlaku agak kaku.
Matamu tetap begitu,
Harum napasmu masih sama randu.
Jangan berlalu, kita tetap bisa bercinta, walau bahagia selalu saja menganiaya.
Jangan menangis, Tuhan punya banyak cara mengukir romantis.
Sepertihalnya hujan yang selalu menahanmu di sampingku.
Sep’2016
Cijantung