Negara bukanlah tempatmu membuang harapan.
Kau harus mengambil bagianmu, kemudian selesaikan dengan menawan.
Presiden tidak hafal semua anggotanya.
Jika kau tak bersalaman, maka jabatan tangan takkan kau genggam.
Kulihat ibu kota, susunya sudah kering.
Habis diperas kaca-kaca bening.
Semakin banyak bercak keriputnya.
Di wajah, di lengan, dan bagian-bagian lain dari ibu yang sangat kota ini.
Sesaat aku menjelma menjadi sekolah.
Banyak guru-guru muda yang cantik dan tampan.
Murid-muridnya lucu dan lugu, taman-taman bunganya luas di halaman upacara.
Tapi raport selalu mendumal, karena setiap semester tak ditebus siswa-siswinya.
Kujuga pernah menyamar menjadi penyedia kamar.
Banyak wanita-wanita cantik menjelama pramuria.
Ayah-ayah nakal mencari teman,
Menyewa kunci mencari mandi.
Tak luput kupergi ke kawasan industri.
Robot-robot berotot masih melotot di sepertiga malam.
Keringat digenjot, bumi disedot.
Siapa yang punya?
Hah…
Ternyata bukan Indonesia.
Masih penasaran, kupergi ke puskesmas.
Habis keringatku bercucuran.
BPJS artinya antrian.
Selain butuh doa, negaraku juga butuh kamu!
Ps. Rebo 2015