Pernikahan Sahabatku

Teman, aku tak tahu ini salah atau benar.
Yang aku tahu aku melakukan yang terbaik.
Untuk kita dan semesta.

Aku hanya menyelamatkan hati semua orang dari rasa haru yang tabu.
Teman, aku bukan tak peduli.
Aku hanya menjaga semua rasa yang terpatri.

Sedikit kugambarkan tentang kamu.

Hutangku padamu tak terhitung.
Aku tak melupakan, saat dompetku kecopetan kau sulam kebutuhanku dengan uang jajanmu.

Saat aku kecelakaan, kau datang dan menggendongku dengan lengan sehatmu sebagai pahlawan.

Ketika usaha kita merana, kau mengorbankan waktu dan tenagamu agar penjualan hari itu selalu terjadi.

Meski kita besar bersama, namun prinsip hidupku dan hidupmu memang sedikit berbeda.

Aku tak mampu setoleran tabiatmu.
Kamu tak mampu semilitan ambisiku.

Hari itu mungkin tak lagi bisa terulang.
Ijab kobul cintamu di tanggal sakral.
Kau menikahi kekasihmu, menjadi sejoli selamanya sampai mati.

Aku yakin kau sebenar-benarnya tahu,
tentang bagaimana tegasnya analisaku memaksa logika tak beradaya.

Ada lebih dari sejuta alasan saat itu aku tak kunjung datang.

Semuanya kulakukan atas alasan kebahagiaan.

Kawan.
Aku selalu mendoakan, agar persahabatan kita selalu terjadi sampai mati.
Pantas tidak pantas, ijinkan aku tetap merasa kita ialah saudara tak terkalahkan kecewa.

Selamat menempuh hidup baru sahabatku.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *