Tumbuhan Rambut di Kepalaku

Pic by Suren Manvelyan.

Aku bertatap pada cahaya datar berlukiskan wajahku.

Di ruang tunggu kesibukan dunia mencabuk cabik usia.

Sepi dari teriakan yang rela manabuh gendang telinga menuju gaduh.
Tak ada teman untuk sepasang kakiku yang angkuh.
Mataku menekan tombol jeda.
Melihat lebih dalam, di setiap elinea.
Semakin dia terjatuh, semakin rumit dan kepayahan ia menyampaikan arti demi arti, dan makna demi makna kepada si kepala.
Di sana ada bibir yang gemar berkata; Kita.
Tak kelelahan. 
Terus menerangkan dunia pada isinya.
Ada sepasang telinga yang tak bosan mendengarmu; Manja
Meski tak bersuara, tapi ialah penyimak paling aktif untuk ceritamu sayangku.
Ah,
ada juga pelataran di halaman telinga itu,
gemar betul kau kecup
dan kau hirup sayangku.
Ada bayak tumbuhan rambut di kepalaku.
Bayak tulisan tanganmu di sana.
Kata demi kata dieja mataku.
Makna demi makna mulai terjabarkan dengan arti.
Ternyata kalimat itu sungguh manis dan tragis.
Sampai mataku menangis. :’)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *