Hallo sahabat Jaxson 🙂
Apa kabar?
Masih manis kan? Wehehe
Kali ini Jaxson akan melakukan pendakian Gn Cikurai 2831 mdpl via Bayombong
Total member pendaki yang berangkat kali ini 8 orang, 7 orang dari Jakarta, 1 orang dari Garut
1. Jaxson
2. Angga
3. Dian
4. Larsa
5. Eva
6. Kiki
7. Aci
8. Rihel (Garut)
Keberangkatan dari Kampung Rambutan pukul 22.00.
Malam itu cerah, rasanya sudah tak sabar kaki Jaxson ingin melata di jalur pendakian Gn. Cikurai esok hari.
Gunung Cikurai ialah salah satu Gunung yang terletak di Kota Garut – Jawa Barat.
Karakter gunung ini lebat, jalur didominasi dengan akar dan tanah.
Terjal terus dari awal sampai akhir,
Menantang sekali pendakian Jaxson kali ini.
Pukul 4 pagi,
Kami sampai di bascamp Asyakur.
Bascamp saudara kami di Garut.
Tempat kami transit sebelum melakukan pendakian PaGuCi, untuk re-packing sekaligus menjemput Nyonya Rihel dari garut. Si imut yang doyan banget ngantuk. Wkwkwk
Oiya pukul 5 pagi Jaxson, kak Dian, dan Mbak Eva shoping cantik di pasar Ciawitali (depan terminal Guntur)
Dari mulai bumbu dapur, sayur, dan semua keperluan logistisk sebagai bekal selama pendakian, kami beli.
Kami pilih dengan bijak untuk bekal selama pendakian.
Logistik lebih baik “lebih” daripada “kurang”, tapi jangan pula berlebihan.
Ingat! Jika logistik berlebih, pendakian akan semakin berat, karena beban yang dipikul akan semakin banyak. Jadi persiapkanlah segalanya sebijaksana mungkin. *aseeeeek
Ada 2 jalur pendakian Cikurai Via Bayombong, yaitu jalur Cinta Negara dan Pamalayan.
Nah kali ini pendakian kami via Bayombong – Pamalayan. Syahduh banget jalurnya!
Kami gas dari bascamp Asyakur pukul 6.00 pagi, mencari angkutan Carter untuk menuju bascame Pamelayan
Kami sampai di Pos 1 Pamalayan pukul 9, kemudian setelah semua urusan administrasi dan registrasi kami penuhi, pendakian pun dimulai!
Di awal pedakian kami disuguhkan dengan jalan setapak menuju perkebunan warga.
45% warga di desa Bayombong ini ialah petani. Alam yang masih asri dan subur di pagi itu menjadi bagi sarapan kami 🙂
Perjalanan ke pos 2 kami tempuh selama 3,5 jam. Pendakian santai karena jalurnya puaaaaanjang! Wkwkw
Di pos 2 jam 12.30, kami rehat untuk isoma dan isi ulang air.
Sebab, setelah pos 2 sudah tak ada lagi sumber air. Jadi isi full air kalian di pos 2 ya gaes!
Pendakian dimulai lagi pukul 13.30.
Setelah perut diisi penuh, tenaga menjadi seperti supersayaaaa! Wkwkw
Langkah demi langkah kami tempuh tanpa jengah.
“Ayo 5 menit lagi!”
“Lima menit lagi sampe pos 3?”
“Bukan. lima menit lagi NGASO dulu”
Hahaha
Member pendakian kali ini beragam suku gaes.
Ada Sunda, Palembang, Jawa, Batak. Komplit deh~
Perjalanan dari pos 2 ke pos 3 kami tempuh selama 1.5 jam (ini santai banget najaknyaa).
Cemilan satu-persatu pun dikeluarkan perlahan.
Kami sedikit menahan penggunaan air, demi untuk bekal minum selama di tenda dan masak.
Penggunaan air harus sangat diperhatikan, sebab tanpa air, pendakian akan sangat beresiko.
Perjalanan kami lanjutkan, ke pos 4 kami tempuh 45 menit, lebih cepat sebab hari sudah mulai gelap.
Jalurnya samakin “alamak” aja nih gaes.
Kami tetap tegap!
Pantang akar atau kepeleset (walau malu kalo kepeleset. Wkwkw)
Jalan terus!
Sampai di pos 4 kami langsung gas ke Pos 5. Perjalanan ke pos 5 kami tempuh selama 60 menit.
Pukul 17. 45 kami sampai di pos 5.
Rintik hujan mulai turun mengguyur.
Langkah kami semakin cepat.
Menghindari gelap.
Jam 18.05 kami sampai di Pos 6.
Ah hanya 20 menit kami sampai di pos 6 (ternyata dekat) wkwkw
Dibalut senja kami bersiap mendirikan tenda.
Ikat sana-ikat sini, tancap pasak, pasang flysheet. Berdirilah dua tenda cantik bersebelahan.
“Semua masuk kedalam, sebelum hujan datang”
Beberapa menit setelah kami semua masuk tenda, hujan mengguyur membasahi hati~ *tssaaah
Kami isi malam itu dengan masak cantik dan main kartu.
Masak nasi goreng dan mi rebus ala-ala shef sekala Internasional gituu
Haha~
Pukul 20.00 mata kami dikecup lelah.
Semua memutuskan untuk lelap mempersiapkan diri menghadapi perjalanan ke Puncak esok pagi.
Pukul 00.05 Jaxson terbagun karena ada yang membuka seleting tenda!
Dalam hati berbisik “apaan nih”
Ternyata tenda kami dihampiri penghuni gagah Gn Cikurai.
Beberapa ekor babi hutan liar menghampiri tenda kami mencari makan.
Langsung saja Jaxson beri sorotan sinar senter ke si babi liar.
Mereka perlahan pergi menjauh.
Logistik kami bereskan.
Jangan ada sisa makanan yang tercecer di luar!
Masih sedikit was-was logistik kami di curi babi. Tapi istirhat malam itu tetap nyenyak dan hangat.
Sampai pukul 4 pagi hujan belum berhenti.
Perjalanan menuju puncak baru bisa kami mulai pukul 7 pagi, setelah hujan reda.
Perjalan ke puncak kami tempuh selama satu jam!
Tak peduli akar menghantam.
Kami tetap melangkah tanpa jengah.
Ah~
Akhirnya sampaaaai Puncak!!!
Setelah puas menikmati lukisan Tuhan dari Puncak Cikurai, kami turun perlahan, kembali ke tenda untuk packing dan sarapan.
Kemudian kami melanjutkan perjalanan turun dengan membawa sejuta kebahagiaan di ingatan.
Thanks for nicest trip gaes 🙂
Ps. Rebo
Agustus’16
One Response
aseekkkkk.. belom pernah nih ke sini.