Aku dengar sahabatnya bilang, dia itu tak padai memulai sesuatu.
Tapi kawannya malah merasa dia ahlinya berkarya dengan rasa.
Aku juga dengar orang tuanya bilang, dia yang terbaik bagi mereka.
Namun kakasihnya malah merasa dia bayak kurangnya.
Kuperhatikan belakangan ini dia sering mendengar kajian prihal keyakinan, tentang bagaimana keyakinan itu dilakukan dan dijalankan.
Karena memang kelihatannya dia lebih suka menelaah soal kecewa dari pada memikirkan kebahagiaan.
Baginya bahagia itu baiknya dilakukan, dijalankan, dirasakan setiap degupan.
Sedangkan menelaah kecewa, sejauh ini membuatnya merasa jauh lebih peka terhadap manisnya bahagia jika dilakukan.
Ya aku setuju dengannya,
Menurutku bahagia itu memilih untuk ikhlas menerima segala.
-Cakung-
3 Juni 2015