Korban Pemikiran

Ia adalah korban pemikiran dari manusia yang memanfaatkan kekosongan, dan ketidaktahuan.

Ia terlambat sadar, betapa menakutkannya ketidaktahuan. Seorang jenius sekalipun, jika “tidak tahu” akan sangat mungkin jadi sasaran.

Ketika ia datang dan hadir, seseorang akan melihatnya sebagai tuan, teman, atau korban.

Saat itu semuanya akan terasa sama, mereka tetap melihatnya dengan mata terbuka dan bincang-bincang seperti biasa. Bedanya adalah isi hati yang benar-benar tak bisa ia lihat.

Apakah sangat penting mengetahui isi hati? Ia rasa tidak!

Hal terpenting adalah sikap dan cara orang lain memperlakukannya. “Karena hati yang tak mantap lambat laun akan bimbang dan akhirnya dimenangkan keadaan.” Ungkapnya sambil menunduk.

Ia berpersan kepadaku;

Kau hanya perlu menjadi lebih tulus untuk yang melihatmu sebagai teman, lebih kaya untuk yang melihatmu sebagai tuan dan lebih kuat untuk memenangkan hati yang melihatmu sebagai korban.

Sekarang pikiranmu sudah tidak kosong lagi, modal utama dari menang atas hati yang bimbang, kosong dan tidak tahu sudah kau miliki.

Jadi sekarang kamu adalah teman, tuan atau korban?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *