Selaras lapuk batang cemara
Rentetan gigi daun-daun senyum gingsul
Hanya wajah yang meramalkan pinta
Raut jingga hanya milikmu
Cemooh galau di gemma bedug dihantam Azan.
Pohon bonsai tumbuh liar di rimbun prosa.
Gelisah jadi pemilik pelik, memupuk rusuk kata-kata.
Sepatu jengel, celana buluk dan kas dongker milik ayah, menyerah angker demi memeluk hati ibu yang biru.
Satu menit lagi sebatangku habis.
Satu gadis menancap jelas di degupku puitis
Bangku-bangku baru di depan lobi.
Hasil membelanjakan rasa linglung ingin kemana.
Cakung 2016