Strawberry setengah matang, itu bibirmu.
Aku tak tahu pasti rasanya seperti apa.
Mungkin seperti buah khuldi bagi Maha Adam.
Suaramu seperti jatuhan embun dari daun talas.
Memecah genangan rindu di kolam jiwaku
Jantungku terpompa deras mengalirkan sipu-sipu malu menggemetarkan kaki berdiri di sisimu.
Kilau matahari mewakilkan sejuk teduhmu yang kupuja-puji dalam sembunyi.
Dibungkus pertemuan mencairkan suasana, kucoba membangun kata, kemudian kalimat gurauan yang kubuat mesra sedemikian rupa.
Kau pelangi di kala senja, rembulan ketika malam, dan mentari setiap pagi.
Ijinkan aku menjadi langitmu, agar kita dapat bercengkrama dengan cinta tanpa jeda.