Darahku ialah petualang paling liar.
Dilapisi plasma-plasma kearifan.
Leukosit dan trombosit merabas lemak-lemak tamak dunia Tuhan.
Darahku ialah petualang paling liar.
Berwarna pekat mengikat harap.
Merah deras mengupas tegas.
Darahku ialah petualang paling liar.
Ada di semua semesta, berkawan dengan degup.
Tak habis lelah; jantung meneguk.
Darahku ialah petualang paling liar.
Menaruh nyawaku di ujung deras.
Tak takut mati; tak bisa ditebas.
Darahku ialah petualang paling liar.
Berteriak lantang, di lorong semesta tanpa pedang.
Darahku ialah petualang paling liar.
Tebing tubuh,
jurang rasa,
telaga pikiran
memanggilnya sopan.
Menjamunya,
memberi jalan.
Ah..
Darahku tak bisa jinak.
Bagaimana jika kuganti darahku dengan rindumu?
Agar kematian membuktikan; yang tak bersuara ialah cinta.
Cakung
Agustus 2016