Aku sipecandu rasa. Tak bosan jatuh hati lagi dan lagi.
Setelah nyenyak tidur berselimut malam, mentari pun tersenyum cerah pagi ini.
Potongan keju basah keasyikan bejemur di pelataran rencana dan bencana.
Pertanyaan ditembakan ke hadapan harapan.
Pernyataan dipaksakan terusik agar bisa dipetik.
“Kamu bukan siapa-siapa”
Kecewa bertekuk lutut. Merapihkan berkas berkelas di dalam sebuah gelas.
Jabatan jadi pimpinan.
Kecerdasan jadi budaknya.
“Itu apa?”
Bahkan cuaca bisa dikondisikan.
Mau panas tinggal tekan, mau dingin silahkan kau bunuh hatimu.
Habiskan waktunya!
Dia hanya butuh uang dan hutang!
Dijajahpun mereka senang.
Apalagi dicekoki iming-iming menjadi yang paling menang hanya dengan telanjang.
Sebentar tuan!
Uang bukan perkara.
Kami bukan lagi remaja.
Jikalau hati ini tak senang.
Kami lebih senang menantang.
Cakung 2015