Kalimati

Napas yang terasa lebih dingin dari angin yang meraba waktu sisa lelah kemarin.

Kala itu di Kalimati rasanya tulang tersusuk malam membekukan hangat tubuhku yang menahan demam.

Prihal kebahagiaan dari pos satu ke pos berikutnya.
Bercerita tentang cinta sampai lapar sunah dirasakan perut.
Dan mata enggan ditaklukan kantuk.

Berselimut tawa di dalam tenda, menghangatkan rasa lewat lagu jenaka.
Bercerita dari rambut sampai lutut.
Mulai dari politik sampai sexinya wanita cantik

Jika pagi nanti perjalanan bersapa dengan kematian, semoga hanya sebuah salam yang kusimpan.

Menjelang pergantian hari, kaki bergegas menegakan diri.
Hati berhenti meyakinkan diri, memantapkan jiwa segalanya akan baik-baik saja.

Nafasku berbayang dingin, tubuhku dipeluk malam meniti hutan di bawah taburan bintang.

Malam itu terasa sangat cantik setiap kali ku melihat ke sebuah titik yang bernama Mahameru.

-Kalimati-
17 Mei 2015

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *