Pernah di suatu siang suara nadi memanggil dengan seruan hati menggigil.
Meja tulis menatap lembar penjelasan dengan tegas.
Menanyakan sebuah jawaban untuk soal tak berakal milik seorang wanita kepada muridnya.
Selain buku catatan, tak ada lain yang bisa menyelamatkan.
Kemudian sebuah nama mengacungkan anak lengan.
Menarasikan keilmuan di hadapan kami yang sangat puisi.
Karawang
28 Mei 2015