Di pesisir kisah kita.
Hangat bentukan pelukmu selalu aku rindu.
Kita ialah bahagianya tawa dan canda cinta.
Tepat di hadapan dadaku rambutmu jatuh terebah bersama pipimu.
Kusandarkan dagu di kheningmu.
Kau lingkarkan tanganmu ke cela-cela pinggangku yang duduk memeluk.
Melingkarlah ringkuk lengan kita, disaksikan senja yang kesal hangatnya terkalahkan.
Katamu degup jantungku begitu menenangkan.
Membius gelisah, tertidur dalam pikiran.
Meski hangatku tak sampai pada ujung waktu.
Setidaknya senja takan pernah lupa akan kekalahannya sore itu.