Panorama 6 – Komunitas Ranggon Sastra
Kali ini saya akan membagikan keikutsertaan saya dalam pementasan lakon “-1” di Panorama 6 – Komunitas Ranggon Sastra, dari mulai persiapan hingga pementasan.
Makna Berkesenian
Saya tidak mengutip dari siapapun perihal makna berkesenian. Saya sendiri tidak begitu mementingkan perbedaan berkesenian yang banyak macam, cara dan motivasi untuk melakukannya. Berkesenian memang harus mengalir seperti itu, walau hanya kita yang melakukan itu. Karena memang itulah yang memiliki kebebasan deras; seperti seorang seniman.
Persiapan Pementasan Daring
Di tengah pandemi, Panorama 6 dilakukan juga daring platform Youtube. Karena itu kami harus merekam pementasan, lalu membagikannya di Youtube. Hal yang dilakukan untuk memenuhi minat penonton yang tidak bisa hadir di hari pementasan panggung.
Tata Panggung
Tim artistik mulai bekerja, tata letak panggung diatur sedemikian rupa sesuai maket yang telah dibuat. Tata panggung merupakan proses yang sangat penting dalam persiapan pementasan teater. Secara garis besar ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membangun tata panggung pementasan teater sebagai berikut;
- Mendukung Peguatan Suasana dan Semangat lakon. Tata Panggung dibuat sedemikian rupa agar mempu menguatkan suasana lakon. Keadaan sekitar yang mampu menggambarkan emosional tokoh dalam lakon. Penguatan semangat agar mampu menyampaikan pesan kepada penonton terhadap hal-hal yang tersirat dari lakon.
- Menggambarkan Musim yang Sedang Terjadi Dalam Lakon. Biasanya gambaran musim sangat diperlukan untuk set tokoh petani saat musim panen, atau musim tanam. Bisa juga ketika musim gugur latar pada set panggung dipenuhi dengan daun-daun kering.
- Mampu Menggambarkan Lokasi Lerjadinya Lakon. Tata Panggung dapat menunjukan identifikasi lokasi terjadinya lakon. Set yang memperhatikan identitas suatu tempat yang dapat menjadi tanda atau simbol lokasi terjadinya lakon. Misal; Tugu monas untuk simbil perkotaan DKI Jakarta, Papan Tulis sebagai identitas ruang belajar. Marka Jalan untuk simbol Jalan Raya.
- Menjelaskan Status Tokoh Dalam Lakon. Tata Panggung bisa menggabarkan status dari tokoh yang bermain, status yang dimaksud adalah bisa status sosial, ekonomi, pendidikan dan lain sebagainya. Misal pada status pendidikan SMA, tata panggung bisa diberi aksen lambang osis berwarna abu-abu pada set kamar tokoh. Untuk tokoh bestatus sosial tingggi, bisa dengan set barang-barang mewah seperti sofa jati, pajangan guci dan lainnya pada set rumah tokoh teresebut.
- Mampu Menggambarkan Periode Terjadinya Lakon yang Sedang Dimainkan. Tata Panggung mampu menggambarkan waktu terjadinya lakon yang sedang dimainkan dengan properti yang mendukung. Sangat perlu dilakukan riset terkait properti apa yang dapat mewakilkan periode waktu yang sebuah lakon.
Tata Cahaya
Setelah dekorasi tata panggung selesai, lanjut ke set komposisi cahaya. Intensitas cahaya yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan, tidak terlalu terang dan tidak juga kurang cahaya. Tata Cahaya juga sangat perlu merujuk pada naskah, kapan dan kepada tokoh mana blok cahaya diberikan.
Tata Suara
Pengiring suara dari setiap adegan yang dilakukan tokoh, harus memiliki emosi musik yang sesuai denga pesan yang ingin disampaikan oleh lakon. Tata suara juga harus memastikan suara dari setiap tokoh dapat didengar dengan baik oleh penonton.
Tata busana, Tata hias dan lainnya, cenderung mirip dengan tata panggung. Merujuk pada peguatan karakter tokoh dan pesan yang tersirat pada sebuah lakon.
Setelah semua siap, kami memutuskan untuk istirahat, karena sudah waktunya makan siang.
Beginilah cara kami menghargai kebersamaan saat ritual makan dilakukan.
Selesai makan, kami melakukan rapat dan berdoa sebelum perekaman pementasan dilakukan.
Singkat cerita; bapak sutradara, astrada, dramaturg, aktor, musik dan semua tim bersiap menjalankan tugasnya di pos nya masing-masing. Proses rekaman untuk pementasan daring hari ini dimulai, semua proses dilakukan dengan sangat hikmat!